Makalah Mu'jam Maqoyis Al-Lughoh
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebuah
bahasa, termasuk bahasa arab, pada awalnya bermula sebagai bahasa lisan (lughoh
al-nutq) yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi dengan sesamanya.
Selanjutnya bahasa itu dikodifikasi atau dibukukan dalam bentuk bahasa tulisan
(lughoh al-kitabah). Lalu realitas dari bahasa yang tidak sempat
dikodifikasikan pada akhirnya lambat laun mulai menghilang, karena itu pula
kodifikasi itu penting.
Selanjutnya
ilmu yang mempelajari kosakata dan kata bahasa dalam mu’jam adalah leksikologi,
yang tujuannya menganalisa kosakata, memahami dan menafsirkan hingga ke tahap
merumuskan makna kosakata yang baru dan fushah dan layak dimasukkan kedalam
kamus. Dalam hal ini penulis ingin memaparkan makalah yang menjelaskan tentang
Mu’jam Muqayis Al-Lughoh yang merupakan salah satu Ma’ajim Arabiyah.
a.
Bagaimana
sejarah dan biografi tokoh penyusun Mu’jam Maqayis Al-Lughoh?
b.
Apa Sistematika
Mu’jam Maqayis Al-Lughoh?
c.
Bagaimana
Metode pencarian kata di Mu’jam Maqayis Al-Lughoh?
PEMBAHASAN
Sejarah dan biografi tokoh penyusun Mu’jam Maqoyis AL-Lughoh
Mu’jam
ini disusun oleh Ibnu Faris, yang memiliki nama lengkap Abul Husein Ahmad bin
Faris bin Zakariya bin Hubaib Al-Qarwini Al-Razi (329-395H/941-1004M). Ada
pendapat lain mengenai namnya yaitu Ahmad bin Zakariya bin Faris. Namun,
pendapat ini disangkal oleh yaqut. Menurutnya pendapat itu adalah syadz
(menyimpang). Sebab ia sendiri datang berkali-kali ketempat kelahiran Ibnu
Faris diderh Ristaq Al-Zahra kampung bagian Karsifah dn Jiyanbadz di wilayah
Qurwin dan penduduk disana mengenalnya dengan nama Ibnu Faris.
Para
ulama sepakat bahwa Ibnu Faris meninggal di kota Rai dan makamnya berhadapan
dengan Abul Hasan Ali bin Abdul Aziz Aljurjani. Dan diperkirakan wafat pada
tahun 360H menurut Yaqut. Menurut Ibnul Jazuri dalam Al-Muntadzam Ibnu Faris
wafat pada 369H. Menurut Ibnu Khallikan dalam Al-Muhammadiyah Ibnu Faris wafat
pada 375H, dan menurut Ibnu Katsir beliau wafat pada 390H.
Dalam
perjalanan hidupnya ia pernah belajar ilmu Hadits di Baghdad. Guru yang paling
berpengaruh dalam membentuk kepribadian Ibnu Faris adalah ayahnya yang bernama
Faris bin Zakariya seorang faqih, ahli bahasa dan juga sastrawan. Ibnu Faris
banyak belajar fiqih madzhab Syafii dan menjadi penganutnya. Namun, setelah
pindah ke Rai ia berpindah ke madzhab Malikiyah karena beliau ingin
melestarikan nama besar dan kemuliaan Imam Malik di Rai.
Selain
berguru pada ayahnya, beliau pernah belajar dengan Abu Bakar Ahmad bin Hasan
Al-Khatib (ilmu Nahwu), Abul Hasan Ali bin Ibrahim bin Salamah Al-Qattan (Kamus
Al-A’in karya khalil), Abul Hasan Ali bin Abdul Aziz (Hadits). Dan ada
guru-guru yang lain yaitu Abu Bakar Muhammad bin Ahmad Al-Isfahani, Ali bin
Ahmad Al-Sawi, Abul Qosim Salman bin Ahmad Al-Thabrani dan Abu Abdillah Ahmad bin Thahir Al-Munjim.
Karya-karya
Ibnu Faris tidak hanya pada leksikologi namun dalam berbagai bidang. Paling
tidak ada 45 buku yaitu diantaranya Al-Ittiba’wal Muzawijah, Ikhtilaf
Nahwiyin, Ahlaqun Nabi,Ushulul Fiqh, Al-Ifrad, Al-Amaly dll. Dan karya
terbesarnya adalah Maqoyis Al-Lughoh dan kamus Al-Mujmal.
Melalui
Karyanya Ibnu Faris, asas taqlibul kalimah ala Khalil dan diganti dengan teori
Al-Ushul wal Al-Maqoyis yang dikenal dengan istilah Al-Istyqaq Al-Akbar
(High derivation). Untuk mengungkap tabir makna asli melalui kata-kata sinonim,
bisa diketahui dari derivasi makna kata. Sehingga kata yang memiliki akar sama
maka maknanya hampir sama (miqyas). Misalnya kata (م ك
ل) (م ل ك) (ك ل م) (ك م ل) (ل ك م) semua musta’mal kecuali (ل م ك)
yang muhmal (diabaikan). Jadi kelimanya memiliki makna yang hampir sama yaitu
bermakna (sangat, kuat). Kata الكلّم
digunakan untuk sangat dalam, kata الكُلام
berarti tanah yang sangat keras, kata كمل
diartikan sempurna karena sangat lengkap dst.
Dalam
perjalanan Ibnu Faris dibidang Leksikologi dia tidak menggunakan metode
penyusunan kamus dengan mengurutkan huruf-huruf awal hingga akhir, atau
menggunakan bab-bab menggunakan huruf pada akhir kata, dan tidak menggunakan
awal kata, tetapi dia menggunakan metode khusus berikut ini:
1.
Pembagian
materi berdasar kitab yang dimulai dari kitab hamzah dan diakhiri dengan kitab
ya’
2.
Dalam
mu’jam ini terdiri dari 6 juz ( Juz hamzah-jim, ha’-ra’, zay-dha’, ‘ain-fa’,
qaf-nun, ha-ya’)
3.
Setiap
Juz terdiri dari beberapa kitab
4.
Dan
setiap kitab ada beberapa bab
Untuk mencari kata misal مدّ kita dapat
mengambil langkah-langkah berikut ini :
-
Mencari
dua huruf awal yaitu mim dan dal
-
Dicari
pada juz ke lima
-
Dicari
pada kitab sesuai huruf yang paling awal maka akan didapati huruf mim lalu cari
huruf setelah mim yaitu huruf dal dan kita akan menjumpai kata tersebut
-
Disana
akan muncul penjelasannya
KESIMPULAN
Ibnu
Faris bukan hanya ahli Leksikologi. Namun, beliau juga seorang sastrawan dan
mahir dalam berbagai bidang seperti Fiqh, Hadits, Ilmu Nahwu dan lainnya yang dibuktikan
lewat karya-karya nya yang begitu banyak sekitar 45 karya yang tidak hanya
dibidang Leksikologi, namun karya terbesarnya Ialah Mu’jam Maqayis Al-Lughoh
dan Al-Mujmal.
Perjalanan
Ibnu Faris dalam menyusun karyanya sehingga banyak ulama’ yang menggunakan
mu’jamnya dengan metode sebagai berikut:
1.
Mu’jam
ini diawali dengan Kitabu hamzah dan diakhiri dengan kitabu ya’
2.
Dengan
mencari dua huruf awalnya misalnya مدّberarti kita
mencari pada juz lima pada kitab
mim dua huruf awal yaitu mim dan dal lalu akan muncul pada bab (مد) maka akan muncul penjelasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bin
Faris, Ahmad. Mu’jam Muqayis Al-Lughoh (Soft file).
Taufiqurrochman.
2008. Leksikologi Bahasa Arab. Malang: IKAPI.
Komentar
Posting Komentar